![]() |
Foto: Murad Sezer/REUTERS |
Pemerintah Turki menetapkan Hagia Sophia kembali menjadi masjid, tak lagi berstatus sebagai museum setelah Pengadilan tinggi tata usaha Turki atau Dewan Negara pada Jumat (10/7) membatalkan dekrit yang dikeluarkan Presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Atatürk, pada 1934. Saat itu, Ataturk menyetujui perubahan fungsi Hagia Sophia dari masjid ke museum.
![]() |
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Foto: Reuters/Mustafa Kamaci/ Presidential Press Office |
Meski kembali menjadi masjid, Erdogan memastikan umat non-Muslim tetap bisa berkunjung ke Hagia Sophia. "Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan terbuka lebar untuk penduduk lokal dan asing, Muslim dan non-Muslim," terangnya.
Terkait kekecewaan beberapa negara barat atas keputusan tersebut Erdogan meminta semua pihak menghormati keputusan pemerintahannya yang mengubah kembali Hagia Sophia menjadi masjid. "Masalah tujuan apa yang akan digunakan Hagia Sophia adalah masalah hak-hak kedaulatan Turki," terang Erdogan.
Sementara itu, warga Muslim Turki menyambut gembira kembalinya Hagia Sophia menjadi Masjid. Mereka bahkan mengungkapkan rasa syukur dengan salat berjemaah di depan Hagia Sophia.
Bangunan menakjubkan yang masuk situs warisan dunia UNESCO ini pertama kali dibangun pada abad keenam sebagai katedral Kristen di bawah Kekaisaran Bizantium sebagai pusat dari Konstantinopel. Setelah penaklukan Ottoman pada 1453, Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Kemudian diubah menjadi museum pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, pendiri sekularisasi Turki modern pada 1930-an. Selama menjadi museum, Hagia Sophia telah menjadi magnet pariwisata Turki di Istanbul. Sebanyak 3,8 juta wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi Hagia Sophia sepanjang 2019.
0 komentar:
Posting Komentar