Namun hal tersebut tak akan terpenuhi, manakala kita belajar dengan Ulama, Ustadz atau guru yang sembarangan. Mengapa ? Karena ketika kita sembarangan belajar dengan guru yang tidak jelas keilmuannya maka bukan mengarahkan kepada kebaikan tapi sebaliknya.
Maka dalam hal ini, Al-Imam An-Nawawi dalam Kitab At-Tibyan Fii Aadabi Hamalatil Quran memberikan ciri-ciri Guru yang bersanad. Imam Al-Nawawi menjelaskan Tidaklah seseorang itu belajar dari guru, keculai guru tersebut memiliki 4 sifat, yaitu :
1. Sempurna Keilmuan nya ( Kamulat Ahliyatuhu ); maksudnya adalah guru tersebut adalah pakar di bidangnya. Seseorang yang ingin belajar maka harus mencari guru yang pakar di bidangnya,bukan yang asal-asalan sehingga keilmuannya tidak diragukan dan memberikan ketentraman dan penjelasan yang baik. Ketika ingin belajar tentang Al-Quran, maka carilah guru yang berkompeten didalam bidang keilmuan Al-Quran ( Ulumul Quran ). Ketika ingin belajar hadits, maka belajarlah kepada Ahli Hadits, ketika ingin belajar Fikih, maka belajarlah kepada para Fuqoha. Artinya jalur keilmuan ini penting dalam upaya menciptakan pembelajaran yang baik dan sempurna. Kepakaran seseorang adalah konsennya keilmuan yang dipelajari, sehingga menghasilkan sanad Keilmuan yang jelas, makna ilmu tidak melenceng dari asalnya dan memberikan kemaslahatan ilmu kepada Ummat.
2. Nampak Kesholehannya; Guru yang bersanad itu bukan hanya pandai pada aspek teori saja, tapi juga pandai dalam praktek. Dapat dikatakan bahwa ia pakar teori sekaligus pakar praktek. Ilmu yang di dapatkan nya bukan hanya memberikan cahaya bagi orang lain tapi yang terpenting memberikan cahaya bagi dirinya sendiri, sehingga ia terjaga dari kesalahan, dosa dan kemaksiatan.
Jadi. Guru yang bersanad itu bukan yang hanya banyak bicara tanpa dilaksanakan, tapi banyak melaksanakan sesuai dengan tuntunan keilmuan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Fenomena hari ini, yang mengakibatkan kesalahan fatal dalam pembelajaran adalah ketika guru sudah termainset pola pikir keduniaannnya, mengalahkan keikhlasan diri dalam koridor keilmuan. Atau adakah dikotomis dan bloking pada penyampaian ilmu.
Para ulama memberikan penjelasan mengenai guru pada hari ini, terbagi menjadi 4 bagian dalam mengunakan rumus air. Yaitu :
a. Guru Air Hujan
Type ini adalah guru Type ikhlas berbagi, dimana saja ia memberikan ilmu, kesejukan, pengetahuan. Kepada rumput ia sirami apalagi kepada mawar yang mewangi.
b. Guru Mata Air
Type ini adalah guru yang senantiasa memberi, namun dengan keterbatasan nya ia hanya bisa memberikan ditempatnya, tidak bisa jauh keluar. Tapi tetap dengan ikhlas menyeburkan keilmuan nya terus menerus.
c. Guru Air PAM
Type ini adalah guru yang mau memberi ketika sudah terlunasi, ada timbal balik keduniaan yang setimpal. Kalau tak sesuai lebih baik jangan, kalau tak sepakat lebih baik tak mengundang, dan tak memberi ilmu.
d. Guru Air keruh
Bukan ilmu yang disampaikan tapi malah kesesatan dan keresahan yang ditebarkan.
3. Pengetahuannya diakui; Selain guru tersebut Mufti dalam keilmuan nya, maka keilmuannya diakui oleh ulama lain dengan sanad yang baik. Pengakuan ini penting dalam penguatan sanad Keilmuan.
4. Dikenal baik Budi pekerti dan Akhlak nya ( Beradab ); Sifat ini yang penting tertanam dan harus selalu ada dalam diri seorang Guru. Ketika seorang Guru hafal Al-Quran, punya sanad Keilmuan yang baik, diakui kepakarannya tetapi tidak memilik akhlak yang baik maka ini akan membahayakan.
Kenapa demikian ? Karena dikhawatirkan ketika seseorang belajar kepada guru yang tidak memiliki akhlak, Budi pekerti dan adab yang baik, maka bukan hanya ilmu yang di dapatkan, tapi keburukannya pun diwarist kan, karena pasti seorang murid akan melihat sosok gurunya. Maka kalau ini ada, akan sangat berbahaya. Perlu diperhatikan dan dicermati bersama, ukuran belajar seseorang itu ,hasil nya adalah : a. Baik, dekat dengan Allah. Artinya pembelajaran nya mampu mengantarkan ia khidmat dengan Allah dan meningkatkan keimanannya. b. Baik, dekat dengan lingkungan. Ketika seseorang belajar mampu membawa perubahan akhlak yang baik terhadap sosial dan lingkungan maka orang tersebut belajar dengan baik kepada guru yang baik, tapi sebaliknya apabila ia belajar tapi malam menjauhkan dari lingkungan, malah acuh, malah menimbulkan keresahan, maka ada ynag salah dalam pembelajarannya.
Itulah sebagian hal yang harus kita perhatikan dalam konsep belajar. Semoga kita dipertemukan dengan guru - guru yang membawa pada kemurnian keilmuan dan pemahaman agama yang sempurna.
Oleh: Wildan Fauzi (KaBidang Pendidikan PC Pemuda Persis Bungursari)
0 komentar:
Posting Komentar